Educational Idealism. Filsafat Bagian 1: by Marsigit

 


Manusia itu meta fisik, hal ini karena manusia tidak sempurna. Karena jika manusia sempurna maka dia tidak hidup. Jika manusia itu hidup maka dia tidak sempurna, sejatinya manusia adalah makhluk yang sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidak sempurna dalam kesempurnaan. Kita tahu bahwa manusia bisa berfikir kapan dia harus makan, belajar, tidur, menangis, tertawa, dan lain-lain tetapi tidak dengan hewan. Hewan atau makhluk selain manusia belum tentu bisa melakukan hal demikian. Tetapi meskipun demikian manusia tetaplah makhluk yang tidak sempurna, ketika manusia itu terluka maka ia merasakan sakit sampai tidak mau makan. Tetapi setelah ia sembuh dari sakit, maka ia bisa makan bahkan bisa tertawa sedangkan makhluk lain belum tentu demikian. Sehingga manusia itu memiliki kesempurnaan, tetapi tidak sempurna.

Dalam hidup ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kita ini bisa dilahirkan dan hidup didunia ini karena dipilih (takdir). Kita dipilih siapa? Apakah orang tua kita? Keluarga kita? Hanya satu Dzat, yang mampu memberi taktir kepada kita sehingga kita “dipilih”. Dipilih untuk terlahir, makan, belajar, dan seterusnya. Lalu apakah takdir ini hanya berlaku pada Sang Pemilik Takdir? Apakah ketika ada kata dan H_U_R_U_F yang kita ketik, lantas kita dikatakan memberi takdir kata dan H_U_R_U_F untuk muncul dalam tulisan ini? Ingat, kita ini sempurna didalam ketidak sempurnaan. Tulisan kata dan H_U_R_U_F yang kita pilih ini bukan karena kita yang membuat Taktir tapi karena Ikhtiar kita. Ikhtiar untuk memilih kata dan H_U_R_U_F sehingga muncul didalam tulisan ini. Takdir karena terpilihnya kata dan H_U_R_U_F muncul dalam tulisan ini. Takdir bersifat tetap (tidak dapat dirubah), terpilihnya puluhan bahkan ratusan kata dan H_U_R_U_F dalam tulisan ini sudah terjadi. Hal tersebut merupakan dari ekspresi yang muncul dari pikiran kita dimana subtansi dari dunia ini adalah alam pikiran kita (Idealism), pandangan bahwa sesuatu terlihat dan dapat dijelaskan melalui jiwa merupakan hal yang bersifat materi (Materialsm) (Holmes: 1967; Horne: 1942). Kesemua hal yang terjadi didalam diri manusia, dapat didefinisikan, diasumsikan melalui logika atau cara berfikir manusia itu sendiri (Logicism).

Untuk lebih jelasnya pembaca dapat mengakses https://www.youtube.com/watch?v=8t3lalvQbiQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENERAPAN FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

 Abstrak: Perjalanan belajar mengajar berlangsung terus menerus dan sepanjang hayat. Hal ini tidak hanya terbatas pada apa yang kita pelajar...